ishihara_huruf tekek_colour blindness bag.2

Mungkin kita sering mendengar istilah "buta warna". Atau kadang kala kita sering mengejek seorang teman yang mengenakan pakaian tidak "matching" dengan sebutan buta warna. Namun, banyak diantara kita tidak mengetahui apa sebenarnya kelaianan mata yang disebut dengan buta warna itu.

Buta warna atau yang dalam bahasa Inggrisnya disebut dengan Color Blindness adalah salah satu kelainan mata yang sebagian besar disebabkan oleh factor genetik. Walaupun tidak terlalu sering, buta warna juga dapat terjadi bukan karena factor keturunan.

Pada kasus buta warna yang bukan karena genetik, kelainan hanya terjadi pada salah satu mata saja dan kondisi ini bisa terus memburuk. Pasien dengan gangguan persepsi warna yang disebabkan oleh penyakit sering mengalami kesulitan membedakan warna biru dan kuning. Sedangkan pada kasus buta warna karena factor keturunan, gangguan terjadi pada kedua mata, namun tidak mengalami penurunan. Buta warna lebih banyak dialami pria daripada wanita. Berdasarkan penelitian 1 dari 12 pria mengalami masalah gangguan persepsi warna.

Banyak orang beranggapan seseorang yang mengalami buta warna hanya bisa melihat warna hitam dan putih, layaknya melihat TV hitam putih. Anggapan tersebut tidaklah benar. Jarang sekali ditemukan seseorang mengalami buta warna total (tidak memiliki persepsi warna sedikitpun). Orang dengan kelainan buta warna memang kadang-kadang mengalami kesulitan untuk memadankan warna pakaiannya, namun hal itu bukanlah masalah yang berat. Ia masih dapat melakukan kegiatan normal, bahkan mengendarai mobil. Memang kadang ia mengalami kesulitan membedakan warna merah, kuning dan hijau pada lampu lalu lintas, tapi hal tersebut dapat diatasi dengan mengingat posisinya.

Bagaimana buta warna bisa terjadi?
Untuk memahami penyebab terjadinya buta warna, kita perlu mengetahui bagian dari mata itu sendiri. Pada bagian tengah retina, terdapat photoreceptor atau cone (seperti kantung) yang memungkinkan kita untuk bisa membedakan warna. Photoreceptor ini terdiri dari tiga pigmen warna ; yaitu merah, hijau dan biru.

Gangguan persepsi terhadap warna terjadi apabila satu atau lebih dari pigmen tersebut tidak ada atau sangat kurang. Mereka dengan persepsi warna normal disebut Trichromats. Mereka yang mengalami defisiensi salah satu pigmen warna disebut dengan Anomalous Trichromats. Type ini adalah yang paling sering ditemukan. Sedangkan mereka yang sama sekali tidak memiliki salah satu dari pigmen warna itu disebut drichromat.

Apa tanda-tandanya seseorang mengalami buta warna?
Tanda seorang mengalami buta warna tergandung pada beberapa factor; apakah kondisinya disebabkan factor genetik, penyakit, dan tingkat buta warnanya; sebagian atau total. Gejala umumnya adalah kesulitan membedakan warna merah dan hijau (yang paling sering terjadi), atau kesulitan membedakan warna biru dan hijau (jarang ditemukan).

Gejala untuk kasus yang lebih serius berupa; objek terlihat dalam bentuk bayangan abu-abu (kondisi ini sangat jarang ditemukan), dan penglihatan berkurang.

Bagaimana mendeteksinya?
Gangguan persepsi warna dapat dideteksi dengan menggunakan table warna khusus yang disebut dengan Ishuhara Test Plate. Pada setiap gambar terdapat angka yang dibentuk dari titik-titik berwarna. Gambar digantung di bawah pencahayaan yang baik dan pasien diminta untuk mengidentifikasi angka yang ada pada gambar tersebut. Ketika pada tahap ini ditemukan adanya kelainan, test yang lebih detail laggi akan diberikan.

Apakah buta warna bisa disembuhkan?
Tidak ada pengobatan atau tindakan yang dapat dilakukan untuk mengobati masalah gangguan persepsi warna. Namun penderita buta warna ringan dapat belajar mengasosiasikan warna dengan objek tertentu.

Fitriana



0 komentar: